Selasa, 23 Agustus 2011

Penting Untuk Wanita ! Cara Mencegah & Mengobati Keputihan

Istilah “keputihan” merupakan istilah lazim digunakan oleh masyarakat untuk menyebut
penyakit kandidiasis vaginal yang terjadi pada daerah kewanitaan. Penyakit “keputihan”
merupakan masalah kesehatan yang spesifik pada wanita. Sebuah survei telah dilakukan
terhadap pengunjung wanita pada beberapa apotek di Yogyakarta selama satu bulan menunjukkan
bahwa 60% pengunjung wanita tersebut sedang atau pernah menggunakan obat untuk mengatasi
masalah kesehatan pada organ reproduksinya dan yang relatif sering adalah apa yang dikenal
dengan “keputihan”. Sebanyak 50% pelajar putri sekolah menengah dan perguruan tinggi pernah
mengalami keputihan ketika berusia kurang dari 25 tahun.

Bagaimana mengenali kandidiasis vaginal?
“Keputihan” paling umum disebabkan oleh jamur Candida,spp, terutama Candida albicans yang
menginfeksi secara superfisial atau terlokalisasi. Penyakit ini seringkali dalam istilah medis
disebut candidiasis vaginal atau vulvovaginal candidiasis (VVC) atau vaginitis candida
albinacans. “Keputihan” dapat disertai gejala atau tanpa ada gejala yang dirasakan, tetapi
jika dilakukan pembiakan sekret vagina akan terlihat adanya jamur Candida, spp. Selain
Candida albicans, penyebab lain adalah Candida glabrata yang kasusnya mempunyai
kecenderungan meningkat.
Seringkali wanita merasa mampu mengenali sendiri bahwa sedang menderita keputihan
tanpa merasa perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memperoleh pemeriksaan secara
lebih detail, namun langsung diobati sendiri dengan obat – obat keputihan yang dijual
bebas. Pada kasus ini, tindakan tersebut cukup berisiko, karena apabila kurang tepat
dalam pengenalan penyakitnya dapat menyebabkan kurang tepat pula obat yang dipilih,
sehingga selain efektivitas terapi tidak tercapai juga akan berisiko pada munculnya
resistensi sehingga jamur semakin kebal dengan obat.
Tindakan swamedikasi hanya direkomendasikan jika sebelumnya telah pernah didiagnosis
keputihan oleh dokter dan kembali muncul gejala yang sama atau mengalami kekambuhan.

Faktor Resiko Pada Wanita
Beberapa hal dapat meningkatkan resiko untuk menderita keputihan antara lain penggunaan
kontrasepsi jenis oral, diagfrahma dengan spermatisida, kondom, dan IUD (Intrauterine Device).

Gejala dan Tanda Klinis
Gejala yang muncul pada vulvovaginal candidiasis adalah kemerahan pada vulva di vagina,
bengkak, iritasi, dan rasa terbakar serta panas pada daerah vagina. Tanda lain yang tampak
adalah lendir putih berlebihan, dapat berupa gumpalan seperti keju, dan tidak berbau. Apabila
lendir berbau menyengat seperti telur busuk, maka penyebabnya bukan lagi jamur kandida,
namun kemungkinan bakteri. Penderita terkadang juga mengalami nyeri atau rasa sakit saat
berkemih. Penegakan diagnosis terhadap keputihan ini dilakukan oleh dokter dan idealnya harus
didukung data laboratorium terkait.

Pengobatan Keputihan
Pengobatan keputihan dilakukan dengan menggunakan obat antijamur untuk keputihan. Tindakan
tanpa obat yang mendukung penyembuhan dapat dilakukan dengan mengindari penggunaan
sabun pada vagina untuk mencegah iritasi, menjaga agar area bagian kewanitaan tetap bersih
dan kering dan menghindari penggunaan pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat.
Meminum minuman yogurt yang mengandung Lactobacillus acidophilus setiap hari akan
mengurangi kekambuhan.

Salah satu cara efektif untuk mengatasi keputihan adalah dengan menggunakan Tissue Double
Majakani yang merupakan produk unggulan Boyke & Co. Sudah lulus uji klinis dan terdaftar di BPOM.
Keputihan harus segera diobati, jangan dianggap enteng karena keputihan bisa menyebabkan
kanker serviks (kanker leher rahim).

Tindakan Pencegahan
Keadaan yang lembab pada daerah kewanitaan akan lebih mendukung berkembangnya jamur
penyebab keputihan ini. Sangat disarankan untuk menjaga agar daerah kewanitaan ini dalam
keadaan bersih dan tidak lembab dengan menggunakan pakaian dalam yang cukup menyerap
keringat atau terbuat dari jenis kain katun. Penggunaan cairan pembasuh vagina harus dilakukan
secara bijaksana dengan mengetahui suatu prinsip bahwa lingkungan vagina bersifat asam yang
juga merupakan lingkungan normal bagi flora normal (mikroorganisme yang dalam jumlah
normal tidak menyebabkan penyakit) di vagina. Adanya perubahan lingkungan normal tersebut,
misalnya dengan penggunaan cairan pembilas vagina yang bersifat basa / alkali (mengandung sabun)
dapat memicu pertumbuhan kuman secara abnormal yang salah satu akibatnya adalah keputihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar